BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ada beberapa isim yang tergolong kepada isim maktifat. Beberapa
golongan tersebut adalah isim Alam (Nama), Isim Isyarah, Isim Masbul (Kata
Penghubung). Akan tetapi dalam pertemuan kali ini kami membahas tentang Isim Isyarah.
Isim Isyarah yaitu kata tunjuk atau kata yang digunakan untuk menunjuk sesuatu.
Seperti contoh :
هَذَاكِتَابُ
Artinya : ini sebuah buku[1]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud isim isyarah?
2.
Berapa
jumlah isim isyarah secar umum?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
IsimIsyarah
Isim isyarah adalah kata tunjuk atau kata yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu. Kata tunjuk digolongkan pada isim makrifat karna berfungsi
menunjuk isim- isim yang terentu. [2]
Secara
umum, isim isyarah terbagai ke dalam dua bagian yaitu :
1.
Kata
tunjuk untuk benda yang dekat terdiri
atas muannats dan mudzakkar. Bentuk kata tunjuk dekat yang mudzakkar adalahهَذَا(ini), sedangkan bentuk kata tunjuk dekat
yang muannats adalahهَذِهِ(ini).
Contoh :
هَذَاكِتابُ (ini sebuah buku)
هَذِهِ
سَبُّوْرَةُ(ini sebuah papan tulis)
2.
Kata
tunjuk untuk benda yang jauh terdiri
atas muannats dan mudzakkar. Bentuk kata tunjuk jauh yang mudzakkar adalah ذَلِكَ (itu). Sedangkan kata tunjukyang muannats berupa kataتِلْكَ (itu). Penggunaan kata
tunjuk jauah ini harus sesuai dengan kata benda yang ditunjuknya.
Contoh
:[3]
ذَلِكَ
قَلَمُ
(itu sebuah pena)
تِلْكَ
نَا فِذَةُ
( itu sebuah jendela)
Kata tunjuk
jauh maupun kata tunjuk dekat, baik mudzakkar dan muannats, akan berubah
bentuknya bila bilangan kata benda yang
ditunjuk lebih dari satu, yaitu dual atau plural.
Berikut adalah
pola perubahan kata tunjuk dekat, baik
yang mudzakkar maupun muannats, ketika bilangan kata benda yang
ditunjuknya berjumlah dual.
هَذَاMenjadiهَذَانِ/هَذَيْنِ
Contoh :
هَذَا نِ
مُسْلِمَانِ (ini dua muslim
laki-laki)
هَتَانِ
مِسْطَرَتا
( ini dua buah pnggaris)
Sedangkan pola
perubahan kata tunjuk jauh untuk masing-masing jenis mudzakkar dan muannats saat
bilangan kata benda yang ditunjuknya berjumlah dual adalah sebagai berikut.
ذَلِكَMenjadiذَانِكَ
تِلْكَmenjadiتَانِكَ
Contoh :
ذَانِكَ مُدِ يْرَانِ (itu dua orang direktur)
تَانِكَ مُسْلِمَتَانِ ( itu dua muslim perempuan)
Apabila jumlah
bilangan benda yang ditunjuk lebih dari dua, dan tidak berakal, baik mudzakkar
atau muannats, maka menggunakan isim isyarah untuk menunjuk yang dekatهَذِهِ, dan untuk menunjuk benda yang jauhتِلْكَ.
Contoh :
هَذِهِ اَقْلاَمُ (ini beberapa pena)
تِلْكَ كُتُبُ ( itu beberapa buku)
Apabila jumlah
bilangan benda yang ditunjuk lebih dari dua, dan tidak berakal, baik mudzakkar
atau muannats, maka pola kata tunjuk yang harus digunakan adalahهَؤُلاَءِ (ini)
untuk menunjuk yang dekat. Sedangkan untuk menunjuk benda yang jauh menggunakan
kata أَلَئِكَ(itu)
Contoh:
هؤَلاَءِمُسُلِمُوْنَ (ini orang-orang islam laki-laki)
أُلَئِكَ مُسْلِمُوْنَ(itu orang islam laki-laki)
أُلَئِكَ مُسْلِمَاتُ (itu orang islam perempuan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim isyarah
adalah kata tunjuk atau kata yang digunakan untuk menunjuk sesuatu. Kata tunjuk
digolongkan pada isim makrifat karna berfungsi menunjuk isim- isim yang
terentu.
Secara umum, isim isyarah terbagai ke dalam dua bagian yaitu :
Kata tunjuk untuk benda yang dekat
terdiri atas muannats dan mudzakkar. Bentuk kata tunjuk dekat yang
mudzakkar adalahهَذَا (ini), sedangkan bentuk
kata tunjuk dekat yang muannats adalahهَذِهِ (ini).
Kata
tunjuk untuk benda yang jauh terdiri
atas muannats dan mudzakkar. Bentuk kata tunjuk jauh yang mudzakkar adalah ذَلِكَ (itu). Sedangkan kata tunjukyang muannats berupa kataتِلْكَ (itu). Penggunaan kata tunjuk jauah ini harus sesuai dengan
kata benda yang ditunjuknya.Berikut adalah pola perubahan kata tunjuk dekat,
baik yang mudzakkar maupun muannats,
ketika bilangan kata benda yang ditunjuknya berjumlah dual.Apabila jumlah
bilangan benda yang ditunjuk lebih dari dua, dan tidak berakal, baik mudzakkar
atau muannats, maka pola kata tunjuk yang harus digunakan adalahهَؤُلاَءِ (ini) untuk menunjuk yang dekat. Sedangkan untuk menunjuk benda
yang jauh menggunakan kata أَلَئِكَ(itu).
DAFTAR PUSTAKA
Rusdianto,
Tebas Bahasa Arab ( Jokjakarta: Divapres, 2011 )
Shohib
Khaironi, Dasar-Dasar Mustaqilli 2 (Jatibening: WCN pres, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar